Phramongkolthepmuni
Phramongkolthepmuni
Kebajikan
สารบัญ
Tugas Kebikkhuan
Tugas Dan Kewajiban Rutin YM Luangpu
Kegiatan Rutin
Tugas yang diemban oleh YM Luangpu itu sangat banyak, Beliau hampir tidak punya waktu untuk istirahat, YM Luangpu bangun sekitar jam 3-4 pagi lalu bermeditasi, setelah itu Beliau berjalan mengelilingi kuti yang didampingi oleh Paman Prayut Suntra, ketika bel berbunyi pukul 06.00 wib itu pertanda waktunya sarapan pagi, YM Luangpu selalu menjadi orang pertama yang tiba di ruang makan, setelah itu para bikkhu dan samanera baru datang ketika langit sudah mulai terang. Semua bikkhu dan samanera harus makan di ruang makan, tidak diijinkan membawa makanan ke dalam kuti, dan meskipun hanya ada satu umat yang berdana makanan tapi YM Luangpu tetap memberikan dhammadesana mengenai buah pahala dari berdana makanan itu sangat luarbiasa, setelah itu Beliau mengajarkan meditasi dan memberitahu berapa besar buah pahala yang didapatkan dari berdana makanan, ada yang mengerti dan ada juga yang tidak mengerti tentang apa yang YM Luangpu jelaskan tapi mereka sudah merasa senang mendengarnya.
Setelah YM Luangpu selesai memberikan dhammadesana, lalu para donatur mempersembahkan sanghadana kepada YM Luangpu, kemudian setelah Beliau selesai membersihkan tubuhnya dan mengganti jubahnya kemudian para donatur mengambil sisa air mandi itu dan mengoleskan ke kepala mereka karena mereka percaya bahwa air itu adalah air suci.
Jika suatu hari banyak yang berdana makanan, Beliau hanya mengambil 1 sendok untuk 1 jenis lauk dan makanan yang tersisa akan Beliau berikan kepada para umat yang memang sudah menunggu sisa makanannya, sedangkan makanan-makanan lain yang tersisa akan diberikan oleh penjaga vihara yang bertanggung jawab untuk mengurus makanan. Selesai makan YM Luangpu memimpin barisan agar para bikkhu dan samanera berjalan dengan rapi menuju Dhammasala, Beliau akan memimpin paritta pagi setelah itu Beliau memberikan ceramah Dhamma selama setengah jam lalu bermeditasi, YM Luangpu akan mengecek nama-nama yang hadir dan tidak hadir, barangsiapa yang tidak dapat hadir harus minta ijin terlebih dahulu.
Pukul 8.00 pagi Beliau akan meninggalkan Dhammasala, jika ada tamu yang datang Beliau akan menemuinya, jika tidak ada tamu Beliau akan meditasi dari jam 10.30-11.00 pagi setelah makan siang sekitar pukul 12.30 siang Beliau kembali meditasi, Beliau akan menemui tamu jam 14.00 siang di dhammasala, jam 17.00 sore beliau akan mengecek ke ruang praktek ilmu Dhammakaya, orang-orang yang bertugas untuk melatih ilmu Dhammakaya harus datang secara rutin, YM Luangpu sangat tegas dan disiplin dalam mengajar, Beliau hanya fokus dalam melatih ilmu dhammakaya, sekitar pukul 19.00 malam YM Luangpu akan memberikan ceramah dhamma kepada para bikkhu dan samanera setiap hari setelah makan pagi, sedangkan bagi para biksuni akan mengikuti pelatihan pada hari minggu, mereka akan menjalani 5 sila dan pada hari uposatha akan menjalani atthasila yang dipimpin oleh YM Luangpu.
Pada hari kamis pukul 14.00 siang Beliau akan mengajarkan meditasi di masa vassa karna banyak para umat yang datang ke vihara, jadi Beliau akan memberikan ceramah jika bikkhu yang datang ke Dhammasala hanya sedikit Beliau akan berkata” hari ini Bikkhu kalah dengan Biksuni.”dan Beliau tidak akan ceramah pada hari itu, lalu salah seorang bikkhu segera pergi memanggil bikkhu yang lainnya sampai dhammasala itu penuh, barangsiapa yang menguyah sirih ketika ceramah sedang berlangsung maka Beliau akan menghentikan ceramahnya, beliau akan menunggu sampai ia selesai mengunyah sirihnya, dan barangsiapa yang berisik beliau akan berkata,” siapa yang berisik nanti akan jadi tuli karna mengganggu orang sedang meditasi.” Selain itu Beliau juga tahu apa yang dipikirkan oleh murid-muridnya, jadi Beliau akan berceramah dengan ucapan yang menyentuh hati mereka, dan mereka akan tahu dengan sendirinya maksud dari kata-kata tersebut.
Paritta suci
YM Luangpu Watpaknam adalah contoh terbaik dalam melakukan rutinitas kebikkhuan, Beliau berparitta setiap hari, Beliau tidak pernah absen dalam berparitta sejak awal pentahbisannya sampai diangkat menjadi Kepala vihara, Beliau mengajak para bikkhu dan samanera berparitta di Uposatha setiap pagi dan sore setelah itu beliau akan memberikan ceramah untuk mengingatkan dan mengajarkan dhamma vinaya dengan sempurna. Berparitta merupakan salah satu cara untuk menjaga buddhisme dapat bertahan lebih lama lagi.
Jadi oleh sebab itu untuk melestarikan Dhamma Sang Buddha agar tidak musnah, hal ini juga menunjukkan kemakmuran buddhisme dan persatuan yang kokoh dari para bikkhu seperti kata pepatah,” Vihara mana yang masih terdengar suara paritta suci setiap hari artinya vihara tersebut masih berkembang dan menjadi tempat berlindung bagi umat manusia selamanya, karena paritta merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan ditinjau kembali karena ini adalah sabda Sang Buddha, jika buku suci Tripitaka masih ada maka Ajaran Buddha masih tetap utuh dan lengkap.”
Selalu Berhati-Hati Dalam menjalankan Patimokkha
YM Luangpu sangat berhati-hati dalam menjalankan peraturan Patimokkha, Beliau berkata bahwa” Kejahatan meski hanya sedikit saja jangan dilakukan, atau diumpamakan seperti kotoran jika mengenai tubuh seseorang meski hanya seujung kuku saja pasti sudah berbau busuk, demikian juga bagi para Bikkhu dan samanera harus mengikuti peraturan vinaya kebikkhuan jangan sampai melampaui batas, Beliau memberi umpama seperti air di lautan yang tidak pernah meluap. Setiap setengah bulan sekali YM Luangpu akan pergi ke Uposatha untuk mendengarkan Patimokkha bersama dengan semua Bikkhu yang ada divihara, Beliau selalu menjalankan silanya dengan suci dan sempurna.
YM Luangpu sangat berhati-hati khususnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan wanita, meskipun banyak upasika yang belajar meditasi tapi Beliau akan selalu berhati-hati, contohnya seperti jika ada tamu yang datang, Beliau akan mengajak salah seorang bikkhu, samanera atau umat lainnya untuk mendampingi Beliau karena Kuti YM Luangpu berada dekat dengan kuti bikkhu .
Di vihara Wat Paknam para upasika akan berada di area tersendiri, setiap ruangan akan dibatasi pagar, satu ruangan akan ditempati oleh beberapa orang dan satu orang pemimpin juga yang menjaga para bikkhu dan samanera. Para upasika tidak diijinkan untuk menghubungi antara satu dengan yang lainnya tapi jika ada keperluan penting bisa minta ijin dan harus ditemani.
Permohonan Maaf Dalam Kebikkhuan
YM Luangpu akan selalu menjelaskan hal penting sebelum bermeditasi bahwa,” kita harus dapat menjernihkan hati dan pikiran, membuang semua kekhawatiran karena jika ada rasa kuatir akan membuat konsentrasi menjadi tidak stabil, jadi oleh sebab itu jika sudah berniat untuk meditasi maka harus melepaskan semua kekhawatiran.” YM Luangpu mengajarkan kepada para bikkhu, samanera, upasaka dan upasika untuk berperilaku baik seperti seorang Ariya, dimana YM Luangpu menjelaskan bahwa,” Tugas seorang Ariya adalah orang yang berani dalam melakukan kebaikan, jujur, patuh, mudah diajar, lemah lembut, tidak egois, sederhana, tenang, bijaksana, tidak impulsif, serta tidak terlibat dalam urusan keluarga.” Untuk menghilangkan kekhawatiran demi mencapai kesucian sila Beliau berlatih setiap hari yaitu dengan melakukan permohonan maaf untuk mensucikan silanya, dimana para bikkhu akan meditasi untuk mengingatkan diri tentang janji kebikkhuan dan untuk menjadikan kebikkhuannya menjadi sempurna. YM Luangpu melakukan permohonan maaf setiap hari sebelum hari menjelang pagi kepada seorang bikkhu yang melayani Beliau.
Makan Bersama Dengan Semua Bikkhu Di Vihara.
YM Luangpu memiliki gagasan untuk membangun dapur di vihara yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para bikkhu dan samanera agar punya waktu senggang untuk belajar Dhamma dan Meditasi sepenuhnya. Jika Beliau tidak ada undangan keluar Beliau akan makan bersama dengan para bikkhu dan samanera di waktu pagi dan siang hari. Meskipun ada seorang bikkhu yang sedang sakit, Beliau akan memanggilnya untuk makan bersama, Beliau akan memantau para bikkhu dan samanera apakah semuanya sudah kenyang atau belum, jika ada yang belum kenyang Beliau pun akan menunggu sampai semuanya kenyang setelah itu Beliau akan memberikan berkah, Beliau melakukan hal ini untuk menjadi teladan agar para bikkhu dan samanera memiliki tenggang rasa, murah hati dengan sesama.
Bersatu padu dalam setiap kegiatan buddhisme sangatlah baik, hal ini akan membuat buddhisme menjadi makmur dan bertahan lama dan yang pelaing penting yaitu menimbulkan saddha(keyakinan) bagi para umat buddhis, barangsiapa yang belum memiliki saddha akan memiliki saddha, dan barangsiapa yang sudah memiliki saddha akan terus meningkat. Begitupun hal mengenai pencukuran rambut bagi para bikkhu, samanera dan biksuni juga harus dilakukan bersama-sama dan dihari yang sama, jika ada yang belum dicukur rambutnya Beliau akan berkata,” Kepala saja tidak mau bersatu, bagaimana batin bisa bersatu.” Beliau akan mengambil contoh dari kisah Jataka yang menceritakan tentang seekor burung pipit yang hilang dari rombongannya, kisah ini menceritakan mengajarkan tentang persatuan.
Bertanggung jawab Atas Semua Kebutuhan Di Vihara
YM Luangpu berikrar di Phra Uposatha,” Wahai para bikkhu semua, siapa yang belum datang silahkan datang kesini, barangsiapa yang sudah datang semoga berbahagia.” Sejak saat itu para bikkhu dan samanera yang bervassa di Vihara Watpaknam jumlahnya terus meningkat setiap tahun, meskipun jumlah bikkhu dan samanera itu semakin meningkat tapi YM Luangpu tidak merasa kuatir, Beliau malah merasa senang, Beliau tidak pernah mengeluh atau menyerah, semakin banyak akan semakin baik, Beliau juga berkata,” Jika datang untuk meminta bantuan dari vihara, Beliau tidak pernah menolaknya, Beliau akan mendukung semampunya.” Beliau sangat bermurah hati dan selalu membantu semua muridnya.
Beliau bertanggung jawab untuk memnuhi semua kebutuhan, Beliau akan memuji orang yang berbuat baik dan menjadikannya teladan bagi para umat, sedangkan yang berbuat salah Beliau akan memperingatkan untuk mengoreksi diri dan dijadikan sebagai pelajaran agar oranglain tidak meniru contoh buruk itu. Beliau memimpin para bikkhu dan samanera seperti seorang ayah yang memimpin anak-anaknya, Beliau juga berkata, “ Jika ada bikkhu atau samanera yang membutuhkan sesuatu mintalah kepada Beliau. Vihara Watpaknam membayar biaya listrik bulannya sebesar 2000 Baht (sekitar 800 ribu rupiah ) tahun 1937-1947, tapi meskipun begitu Kepala vihara tetap membiayainya setiap bulan, Jubah bikkhu juga diberikan secara gratis. Siapapun yang menjadi ketua divihara Watpaknam Beliau akan memperlakukan para bikkhu dan samanera seperti anak cucu sendiri, apapun yang dipersembahkan oleh para umat, Beliau akan membagikannya secara merata.
Dan jika seperti ini para bikkhu dan samanera akan merasa senang dan nyaman rasanya seperti tinggal dengan orangtuanya sendiri, jika orangtua mereka tahu bahwa para bikkhu sangat perhatian kepada para samanera, orangtua mereka pasti akan sangat menghormati para bikkhu lebih dari sebelumnya. Terkadang Beliau harus mengutang untuk membeli kebutuhan para bikkhu, ada juga orang yang meminta dan Beliau berjanji akan memberinya jika ada, tapi saat itu Beliau belum punya, lalu Beliau berkata,” Berikanlah apa yang ia perlukan.”
Beliau juga mengajarkan para bikkhu dan samanera bahwa,” Dimanapun kalian berada tetaplah berdana, jika punya waktu luang ajarkanlah Dhamma serta tolonglah sesama.” YM Luangpu akan berkeliling vihara setiap malam untuk menjaga jika ada kejadian yang tidak terduga di malam hari, YM Luangpu bilang khususnya jika hujan rintik-rintik ada 2 tipe penyelundup yaitu 1. Penipu 2. Si mata keranjang, selain itu Beliau juga memeriksa ketertiban para bikkhu, samanera, biksuni serta para umat yang berada di bawah pengawasan Beliau saat itu. Beliau akan mengecek apakah ada yang keluyuran dimalam hari, Beliau akan memeriksa kamar satu-persatu, jika Beliau melihat kamarnya terang dan sedang belajar maka Beliau akan merasa puas, tapi jika Beliau melihat kamarnya terang dan masih ada suara maka Beliau akan mengetuk pintu dan menyuruhnya untuk mematikan lampu.
YM Phrakru Wichian Thammakhowit kepala Vihara Wat Kuha Sawan berkata bahwa, “ Suatu hari ketika YM Luangpu sedang berkeliling vihara dan melewati salah satu kamar dari seorang bikkhu, dikamar itu ada 2 bikkhu, lampu di kamarnya masih menyala dan terdengar suara orang sedang berbisik-bisik,” Luangpu cuma mengetuk pintu, mengingatkan kita agar cepat tidur!!!, kemudian ada suara yang berteriak dari luar,” kamu keluar dulu dari kamar ini, aku akan melakukan pattidana buatmu besok pagi,” YM Luangpu mendengar pembicaraan itu, tapi Beliau hanya diam kemudian Beliau melanjutkan pemeriksaannya. Setelah selesai paritta pagi, Beliau berceramah lalu Beliau membicarakan kejadian yang semalam, Beliau berkata bahwa,” Sekarang para bikkhu sudah pintar melimpahkan jasa ya, dan sewaktu Bikkhu Upajjaya masih hidup, Beliau juga melakukannya.”
Selain dari itu jika ada seseorang yang melakukan kesalahan besar, YM Luangpu akan memanggilnya untuk membicarakan masalahnya secara pribadi, Beliau tidak ingin oranglain tahu soal ini kemudian Beliau akan menghukumnya keluar dari vihara, jadi jika ada seorang bikkhu atau samanera yang hilang secara tiba-tiba dari vihara, mereka sudah tahu apa penyebabnya yaitu orang itu pasti telah melakukan kesalahan besar hingga Beliau terpaksa mengeluarkannya dari vihara. YM Luangpu selalu merubah cara untuk memeriksa keadaan di viharanya.
Ada seorang samanera yang bernama Somjit Chamrasemi, ia masih suka merokok, di suatu malam ia keluar dari vihara untuk menonton film seperti biasa, tapi malam itu ia lupa membawa korek api setelah pergi ke samping vihara ia melihat ada kilatan cahaya ia berpikir mungkin ada bikkhu yang diam-diam merokok maka ia segera menghampirinya untuk menyalakan rokoknya, tapi yang ia lihat adalah YM Luangpu yang sedang berdiri memegang kayu, Beliau sudah tahu kalau samanera ini suka pergi keluar vihara untuk nonton film dan tidak suka belajar lalu Beliau menyuruhnya untuk memanggil teman-temannya, barangsiapa yang mengaku salah Beliau tidak akan menghukumnya, tapi barangsiapa yang tidak mengaku salah Beliau akan menghukumnya, kemudian salah satu samanera menunjuk ke arah samanera yang suka merokok itu bahwa dialah yang mengajak temannya untuk melakukan hal ini, samanera itu takut dihukum maka ia berkata ke YM Luangpu .” Luangpu tolong jangan menghukum saya,” Beliau juga tidak pernah berpikir untuk menghukumnya Beliau memegang kayu itu hanya untuk menakutinya saja, Beliau tidak akan memukulnya tapi mulai saat ini dan seterusnya ia harus giat belajar dan mulai saat itu samanera itu menjadi rajin belajar.
Meditasi Hingga Mencapai Ilmu Dhammakaya
Pada suatu malam Beliau melihat ada samanera yang memakai bedak bermotif, bedak ini tidak pantas dipakai oleh seorang bikkhu ataupun samanera, lalu samanera itu bilang kalau bedak itu dipakai untuk merawat jerawatnya, lalu YM Luangpu mengingatkannya agar jangan memakainya lagi. Malam berikutnya YM Luangpu berjalan melewati kamar seorang biksuni yang sedang ditemui oleh temannya, temannya ingin tinggal bersamanya untuk menjalani sila, saat itu waktu sudah hampir tengah malam tapi lampu dikamar biksuni itu masih menyala, YM Luangpu melihat kearah kamar itu dan melihat biksuni itu sedang memberikan baju kepada temannya sambil tertawa-tawa lalu Beliau mengambil batu bata dan melemparkan ke arah pintu, biksuni lalu keluar untuk mencari tahu siapa yang melemparkan batu,” Siapa sih yang melempar batu, emang aku salah apa, nanti aku laporin ke Luangpu ya.” Keesokan harinya biksuni itu melaporkan kejadian semalam dan berharap agar YM Luangpu menolongnya untuk mencari tahu siapa yang melemparkan batu semalam, lalu YM Luangpu bertanya, “ Lalu apa yang kamu lakukan sudah malam buta, kenapa belum tidur?
Biksuni itu tidak berani menjawab, ia takut kalau YM Luangpu akan memarahinya, jadi ia berusaha menghindari pertanyaan Beliau, tapi setelah diinterogasi Beliau bilang kalau Beliaulah yang melempar batunya semalam, setelah itu Beliau memberikan nasehat kepada biksuni itu. Kejadian itu sungguh tidak masuk akal karena YM Luangpu mengetahui semua perilaku dan tindakan yang dilakukan oleh murid-muridnya, Beliau mengajarkan agar kepada semua muridnya untuk selalu jujur karena Beliau akan membantu mengatasi permasalahannya, Beliau pernah bilang,”jika ada masalah katakan yang sejujurnya, tidak usah disembunyikan karena Luangpu sudah tahu semuanya,” jadi tidak seorangpun yang dapat menyembunyikan sesuatu dari YM Luangpu.
Mengajarkan Dhamma
YM Luangpu merupakan seorang Bikkhu yang telah melakukan 2 hal yang bermanfaat dalam hidupnya yaitu pertama manfaat untuk diri sendiri, berdedikasi dalam melatih meditasi sampai berhasil mencapai Dhammakaya, manfaat yang kedua adalah Beliau telah mengajarkan dhamma sampai ada orang yang berhasil mencapai Dhammakaya seperti Beliau yang merupakan saksi hidup dalam pencapaian Dhammakaya, YM Luangpu sangat serius dalam mengajarkan pengetahuan Dhammakaya.
YM Luangpu akan memprioritaskan hal mengenai praktek meditasi agar bermanfaat bagi masyarakat serta agar meditasi yang dilakukan oleh para bikkhu dan samanera itu tidak sia-sia. Beliau akan mengajarkan meditasi setelah paritta sore dan memberikan ceramah, Beliau akan mengawasinya sendiri agar setiap bikkhu dan samanera tekun dalam bermeditasi, sedangkan bagi para biksuni akan meditasi di ruang Pariyatti, dan setiap hari kamis pukul jam 2 siang YM Luangpu akan mengajarkan meditasi di ruang Dhammasala yang dihadiri oleh para bikkhu, samanera, upasaka dan upasika yang datang dari berbagai tempat dengan jumlah besar, ada juga para bikkhu yang datang dari luar negeri yaitu Amerika Serikat, Inggris, Laos, Kamboja dan lain-lain, Para bikkhu itu datang untuk mempelajari Dhamma dimana YM Phrathip Parinnya telah mencatatnya sebagai bukti di tahun 1946 bahwa,” Banyak sekali yang datang untuk belajar, dari dulu sampai sekarang jumlah para pelajar tidak lebih dari 40.000 orang karena sudah mengajar lebih dari 15 tahun lamanya.
Dhammadesana yang Beliau ajarkan itu diambil dari buku suci Tripitaka, Beliau akan menunjukkan asal-usul dan bukti yang jelas serta mengambil contoh dari Bahasa Pali dan menerjemahkannya kemudian memperluas maknanya melalui praktek meditasi. Phra Dhamma Tasanathorn mantan dari kepala vihara Wat Chana Songkram telah menceritakan tentang Dhamma Pariyatti dari YM Luangpu bahwa,” YM Luangpu sangat mahir dalam Dhamma Pariyatti, Beliau memiliki pengetahuan yang luas, jika Beliau menerjemahkan bahasa pali waktu itu mungkin saat ini Beliau sudah mendapatkan gelar sebagai Phra Maha , tapi Beliau hanya fokus mempelajari Nissarana Pariyatti yaitu mempelajari cara agar terbebas dari penderitaan.
Serta untuk menyarankan, mengajarkan dan cara menjalani hidup dengan cara yang benar kepada setiap orang, Beliau tidak ingin menggunakan pengetahuannya demi mendapatkan sertifikat atau pangkat. Beliau telah lulus dalam Pelajaran Dhamma Pariyatti tingkat 3, 4 dan 5, setelah Beliau mempelajari dan menguasainya kemudian Beliau mempelajari Vipassana.” Ini adalah ucapan dari YM Dhamma Thanathorn yang merupakan bukti nyata bahwa YM Luangpu Pengetahuan Dhamma Pariyatti yang setara dengan Phramaha Pariyattidhamma, selain itu YM Phra Phimontham ( Choi Thanthatto ) meminta YM Luangpu untuk berdhammadesana di Dhammasala di Vihara Mahathat dengan topik.” Khammatthana,” Pada tanggal 7 oktober 1947, banyak sekali para bikkhu dan samanera yang datang untuk mendengarkan dhammadesana pada hari itu sehingga altar di dhammasala tidak cukup untuk menampungnya sehingga para bikkhu dan samanera harus duduk di lantai, selain itu para upasaka, upasika juga datang ke vihara. Setelah YM Luangpu selesai berdhammadesana, YM Chao Khun Phrapimoltham langsung memuji YM Luangpu bahwa dhammadesananya sangat mengagumkan, YM Chao Khun juga mengundang YM Luangpu untuk mengajarkan meditasi lagi di Vihara Mahathat.
Mengatasi Penderitaan Umat Manusia
YM Luangpu memiliki dedikasi yang sangat tinggi dalam meditasi, Beliau akan menghabiskan waktunya sebagian besar dengan meditasi, jadi Beliau akan menerima tamu menurut waktu yang telah ditentukan yaitu sewaktu makan siang dan pukul 5 sore, Beliau sangat murah hati dan pengasih, siapapun yang meminta bantuan Beliau akan selalu menolongnya tanpa pamrih, siapapun yang menemui Beliau akan disambut dengan baik dan sama rata, baik itu umat awam atau seorang pejabat, Beliau akan memperlakukannya secara adil dan bijaksana.
Beliau akan duduk di kursi ketika menemui tamu dan para tamu akan duduk di lantai, dan barangsiapa yang mau berdana atau tidak Beliau tidak menghiraukannya. Beliau mengajarkan murid Beliau yang sudah berhasil mencapai Dhammakaya untuk menolong sesama tanpa pamrih, asalkan ada makanan untuk melakukan meditasi itu sudah cukup, Beliau menganggap hal ini sebagai kewajiban bagi seseorang yang sudah mencapai Dhammakaya yaitu membantu mengatasi penderitaan setiap orang yang datang ke vihara, menerima tamu dengan senyuman, tidak menunjukkan rasa bosan atau risih, menjalankan kewajiban dengan kesabaran, terkadang ada umat yang hanya membual, terkadang ada umat yang bersikap egois, hanya membicarakan kesenangan dirinya sendiri, tapi YM Luangpu tetap mendengarkan keluhan mereka, Beliau akan menyuruh mereka untuk meditasi, sedangkan Beliau dan para bikkhu yang sudah mencapai Dhammakaya akan menjalankan tugas untuk mengatasi masalah dan menyarankan untuk bermeditasi agar terbebas dari penderitaan dan mencapai kebahagiaan sejati bersama-sama.
Mempraktekkan Ilmu Dhammakaya
Kita telah mengetahui bahwa YM Luang Pu bertekad untuk mengembangkan meditasi dimana hal ini terlihat dari rutinitas kebikkhuannya yaitu hampir semuanya berkaitan dengan meditasi dan satu hal penting adalah Beliau tidak suka pergi keluar karena takut akan membuang waktu dalam mendalami ilmu Dhammakaya, tapi jika memang ada keperluan yang mendesak Beliau akan secepatnya kembali ke vihara, Beliau tidak akan bermalam diluar sejak Beliau menjadi kepala vihara watpaknam. Kata dari “ Mempraktekkan Ilmu Dhammakaya.” mungkin sangat asing bagi sebagian orang karena sulit dijelaskan dan dimengerti karena hal ini adalah hal yang sangat rumit.
Seseorang yang memahami hal ini dengan baik adalah seseorang yang sudah mencapai Dhammakaya dan punya pengalaman dalam mempraktekkan ilmu Dhammakaya, saat itu banyak orang yang dapat mempraktekkan ilmu Dhammakaya dan menurut cerita dari orang-orang yang mempraktekkan ilmu Dhammakaya sewaktu YM Luangpu masih hidup, hal ini disampaikan sebagai pemahaman tingkat dasar bahwa praktek ilmu Dhammakaya adalah salah satu jenis pekerjaan kebatinan bagi seseorang yang sudah mencapai Dhammakaya, Jenis pekerjaan seperti ini juga mempunyai ciri-ciri studi mental dan penelitian, jadi oleh sebab itu diperlukan Guru yang ahli yaitu YM Luangpu yang selalu mengawasi dan menjaga, jika dibandingkan dengan era ini Beliau adalah seorang Profesor yang sedang memimpin regu kerja di laboratorium.
Jadi oleh sebab itulah tempat yang digunakan untuk mempraktekkan ilmu dhammakaya disebut dengan “ “Ruang praktek ilmu Dhammakaya” yang dulunya tempat ini adalah sebuah kuti yang terbuat dari kayu, ruangannya luas dan dikelilingi oleh pagar seng, ruangan itu dibatasi menjadi 2 bagian, ruangan pertama untuk para bikkhu, ruangan tengah untuk YM Luangpu yang dibatasi dengan kain hordeng, satu ruangan lagi untuk para biksuni. Para bikkhu dan para biksuni tidak boleh bertemu dan tidak boleh mengenal satu sama lain. Mereka hanya mendengar suara YM Luangpu yang mengirim tugas penting untuk diselesaikan. Untuk memasuki ruang praktek ilmu Dhammakaya para bikkhu akan masuk lewat samping kuti sedangkan para biksuni akan masuk lewat dhammasala, kedua belah pihak tidak akan bisa bertemu, tugas mereka dibagi menjadi 2 shift yaitu shift pertama meditasi sejak pukul 6 sore sampai jam 12 malam.
Shift yang kedua dimulai jam 12 tengah malam sampai jam 6 pagi, meditasi ini dilakukan secara bergiliran setiap 6 jam sekali selama 24 jam non-stop. Diruang meditasi tersedia tempat tidur persegi panjang untuk meditasi tersendiri, kata yang tertulis di dinding yang artinya “kurang pengetahuan,” artinya kurangnya pengetahuan tentang raga manusia, memutuskan diri dari perasaan yang datang dari luar, fokuskan hati dan pikiran dalam pertengahan tubuh, biarkanlah hati dan pikiran mendalami dhamma, seseorang yang bermeditasi di kasur yang tertulis “kurang pengetahuan” dapat duduk berjam-jam, tempat tidur itu sudah dilengkapi dengan kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk.
Para bikkhu jumlahnya sekitar 30 orang dan biksuni juga jumlahnya juga hampir 30 orang sedangkan bagi yang belum mencapai Dhammakaya YM Luangpu tidak mengijinkannya masuk ke dalam ruang meditasi karna akan mengganggu konsentrasi orang yang sedang meditasi serta akan menimbulkan kecurigaan tentang meditasi ini dimana kecurigaan ini akan berdampak negatif. YM Luangpu mulai menggabungkan tim yang telah berhasil mencapai Dhammakaya untuk mempraktekkan ilmu Dhammakaya itu tepatnya di masa vassa tahun 1931 dan seterusnya, tidak pernah berhenti meski hanya sehari saja sampai kemudian YM Luangpu wafat, Beliau melakukannya selama 28 tahun dan kita bisa melihat keteguhan hati Beliau dalam mempelajari Ilmu Dhammakaya dari Sang Buddha.
Rutinitas Kebikkhuan
Bersungguh-sungguh Dalam Setiap Perkataan Dan Perbuatan
Salah satu ciri kepribadian yang dimiliki oleh YM Luangpu wat paknam sejak kecil adalah Beliau memiliki kesungguhan dalam melakukan sesuatu seperti melatih meditasi hingga akhirnya Beliau berhasil mencapai Dhammakaya. Barangsiapa yang bertemu Beliau pasti akan menyayangi, menghormati, serta timbul rasa saddha(keyakinan) kepada Beliau. YM Luangpu sangat tegas dan berani dalam bertindak, Jika hal itu benar, Beliau akan berani mengatakannya tanpa gentar dan tidak takut dengan kritikan apapun. Dalam salah satu buku tesis milik Somdet Pa pernah membicarakan tentang hal ini bahwa,” Suatu hari seorang saudagar kaya di pasar Sampeng datang ke vihara dan bertanya kepada YM Luangpu disaat Beliau sedang makan bahwa,”Apakah hari ini ada orang yang berdana untuk membangun kuti meditasi? hari itu ada sekitar 20 orang warga desa yang datang ke vihara dan mereka duduk diam untuk mendengarkan jawaban dari Beliau, kemudian YM Luangpu duduk hening sejenak sekitar 5 menit lalu berkata, akan ada seorang donatur yang berdana sebanyak 23 kamar
Ketika tiba saatnya beranumodhana para upasaka dan upasika bernamaskara kepada YM Luangpu lalu mereka berkata bahwa mereka ingin berdana untuk pembangunan kuti sekitar 23 kamar, persis seperti apa yang telah dikatakan oleh YM Luangpu sebelumnya, mereka memberikan kuasa kepada Beliau untuk mengatur semua keperluannya, YM Luangpu tersenyum kecil. Ada seorang umat yang bertanya bahwa kenapa ramalannya sangat jitu, tapi juga menakutkan, itu karena Beliau tidak menjawabnya secara pribadi, tapi menjawabnya di depan umum, lalu Beliau bertanya kepada umat itu bahwa, “kenapa berbahaya?…umat itu menjawab, karena kalau ramalannya meleset, warga desa tidak akan mempercayainya lagi.” Beliau berkata bahwa Buddhisme dapat mengatasinya atau Dhamma Sang Buddha adalah nyata dan benar, Dhammakaya tidak pernah membohongi siapapun, ketika umat itu mendengar perkataan ini ia pun terdiam dan tidak terpikiran lagi untuk memberikan pendapatnya.
Apa yang tertulis ini menunjukkan bahwa YM Luangpu akan mengucapkan apa yang Beliau ketahui dari Jhana, kalau Jhana tidak memberikan pengetahuan/penglihatan kepada Beliau, bagaimana bisa Beliau berkata seperti itu.” Beliau juga mengatakan mengenai Meditasi bahwa,” Berhentilah pasti akan tercapai” berhentilah terlebih dahulu, jangan banyak berbicara, jika tidak bisa berhenti atau meditasi (mengheningkan hati dan pikiran dalam satu titik) maka tidak dapat mencapai Dhammakaya, kita adalah manusia, kenapa kita tidak bisa melakukannya?…kita pasti dapat mencapainya jika memiliki niat dan kesungguhan hati dalam melakukannya.” Biarkanlah darah mengering dan yang tersisa hanya tulang berlapis kulit
Jika belum mencapainya Beliau tidak akan beranjak dari tempat duduk Beliau rela mati demi mencapai Dhammakaya seperti halnya Sang Buddha yang melakukan teknik meditasi CaturangkaViriya dimana tubuh Beliau yang tersisa hanya tulang berlapis kulit tapi Beliau tidak menyerah sampai akhirnya ketika waktu menjelang malam sekitar pukul 9:00 malam -12:00 malam akhirnya Beliau dapat mencapai Puppenivasanusatiyanna, setelah lewat 12:00 malam – pukul 3:00 pagi akhirnya Beliau mencapai Chutuppatayanna, dan setelah pukul 3:00 pagi – pukul 6:00 pagi akhirnya Beliau mencapai Avakkhayanna, YM Luangpu juga melakukan hal yang sama yaitu rela mati dan pantang menyerah sampai Beliau dapat mencapai Dhammakaya.
Tekun Dan Konsisten
Beliau sangat tekun dalam melakukan meditasi dan tidak pernah berhenti meski hanya sehari saja sejak Beliau ditahbiskan Beliau memiliki prinsip bahwa,” Apapun yang dilakukan, amatilah hasil dan akibatnya, perhatikanlah baik-baik, karena hal itu sangat agung dan mulia.” YM Luangpu mengajarkan bahwa dalam melakukan meditasi kita harus bersungguh-sungguh dalam melakukan, jangan menyerah sampai berhasil, meski kita belum bisa mencapainya jangan berhenti meditasi, jangan biarkan waktu berlalu dengan sia-sia, Beliau akan selalu menegaskan tentang hal ini jika tekun melatih meditasi suatu saat nanti pasti dapat mencapainya.
\Kesabaran itu pasti ada titik puncaknya, jika kita tekun dan sabar suatu saat nanti kita pasti bisa mencapainya. Diumpamakan seperti dalam membaca buku ada orang yang hanya membaca satu halaman saja dia sudah langsung paham tapi ada juga orang yang harus membacanya berkali-kali baru bisa paham, semua hal ini tergantung pada panna paramita dari masing-masing orang itu berbeda.
Menjalani Hidup Dengan Benar Untuk Mencapai Nibbana
Meditasi adalah rutinitas yang memang dilakukan oleh YM Luangpu setiap hari, tidak ada waktu santai, Hal ini menunjukkan bahwa Beliau adalah seseorang yang benar-benar mengikuti jalan menuju Nibbana, karena Sang Buddha bersabda bahwa,” Para bikkhu yang telah mempelajari dhamma serta tekun bermeditasi itu karena mereka tidak ceroboh dalam menjalani hidup dan mengikuti jalan menuju Nibbana dimana Sang Buddha bersabda bahwa” Seorang Bikkhu yang teguh dalam kebajikan dan dapat mengendalikan indranya, dapat mengendalikan diri dalam hal memakan, tidak malas, memiliki niat dan usaha, melakukan kusaladhamma maka agar dapat mencapai kebahagiaan sejati dari Yoga (penyatuan).
Menjalani hidup seperti ini adalah kehidupan seorang Bikkhu yaitu senang hati dalam melakukan appamathadhamma atau melihat bahaya dalam kecerobohan maka hidupnya tidak akan menderita, YM Luangpu juga berkata,” Tekun bermeditasi, heningkan hati dan pikiran dalam pertengahan tubuh karena hal ini sangatlah penting karena ini adalah jalan menuju Nibbana.
Sila
YM Luangpu adalah seorang Bikkhu yang menjalankan silanya dengan ketat menurut dhamma vinaya, Beliau berniat baik kepada semua bikkhu, samanera, biksuni dan para umat agar dapat menjaga kesucian silanya seperti Beliau. Mengenai masalah keuangan Beliau tidak pernah memegang uang sepeserpun, Beliau memberikan tanggung jawab ini ke petugas vihara yang bernama paman Prayutsuntara untuk mengurusi keuangan di vihara serta menjaga semua barang yang didanakan oleh para umat, hingga ketika usianya sudah menua, ia tidak sanggup lagi untuk melakukannya hingga akhirnya beliau berhenti dari pekerjaannya.
YM Luangpu akan selalu berhati-hati ketika Beliau dalam memakan makanan, Beliau akan mengikuti sekhiyavatara dengan ketat yang merupakan salah satu peraturan kedisiplinan kebikkhuan, Beliau tidak akan membiarkan makanan tumpah sedikitpun, nasi yang ada dipiring disatukan ketengah piring agar rapi. Air jus yang Beliau minum disore hari harus berasal dari buah ukurannya tidak lebih dari satu kepalan tangan karena kalau lebih dari satu kepalan tangan itu sudah tidak berguna. air tebu adalah air kesukaan Beliau dimana suatu hari ada seorang umat yang memberikan jus jeruk bali kepada Beliau, lalu Beliau bertanya, Jus apa ini? Ia menjawab, jus jeruk bali Yang Mulia, Beliau menolak jus itu karena jeruk bali ukurannya besar tapi kalau jeruk biasa atau buah maja itu boleh saja, dan pernah ada yang memberikan susu segar dan mentega, Beliau menolaknya dan melarangnya agar jangan memberikannya lagi.
Salah satu kejadian lagi yang menunjukkan bahwa sila yang Beliau jalani benar-benar suci yaitu ketika Beliau sakit keras Beliau hanya dapat makan sedikit saja, Chao Khun Ratchamoli sangat khawatir kalau tubuh Beliau akan menjadi lemas dan tidak kuat untuk melawan penyakitnya, lalu ia pun menyuruh biksuni Thanyani untuk membuat makanan spesial untuk YM Luangpu dengan merebus nasi hingga empuk lalu dihaluskan dan disaring dengan kain putih, setelah itu taruh di termos agar YM Luangpu pikir bahwa termos itu berisi air panas biasa karena Chao khun kuatir kalau Beliau tahu Beliau tidak akan meminumnya karena YM Luangpu sangat ketat dengan silanya. Ketika termos itu diberikan kepada YM Luangpu, Beliau tidak mau meminumnya, meski sedang sakit Beliau akan berusaha untuk makan sendiri, terkadang ada umat yang datang memberikan makanan dan minuman tapi sudah lewat jam makan maka Beliau menolaknya.
Taat Dan Berbakti
Ketika Somdet Phra Wanarat ( Ti Datta Thera ) jatuh sakit, YM Luangpu telah menunjukkan rasa hormat dan baktinya dengan memberikan makanan dan vitamin setiap hari, Beliau akan berdana 40 baht/16 ribu per hari, setiap jam 4 pagi Beliau menyuruh orang untuk mengirim makanan dengan perahu dari khlong talat ke Wat Phra Chetuphon setelah itu ia harus memberi laporan kepada YM Luangpu karena saat itu masih dalam masa perang, jembatan rusak, jalanan juga masih belum selesai dibangun, bis juga belum ada saat itu. YM Luangpu melakukan hal itu selama berbulan-bulan sampai akhirnya Somdet Phra Wannarat wafat.
YM Luangpu menunjukkan rasa baktinya mulai dari merawat Bikkhu yang sedang sakit (kilanupathaka) hal ini membuat Somdet Phra Wanarat terkesan atas kebajikan yang ada dalam diri Beliau, sampai suatu hari ketika Chao Khun Phra Phimoltham (Thannatthatathera) dari Vihara Mahathat datang menjenguk Somdet Phra Wannarat, Beliau memohon kepada Chao khun Phra Phimoltham untuk melantik YM Luangpu untuk menjadi guru pembimbing, Chao khun Phra Phimonltham menerimanya dengan senang hati dengan jaminan bahwa Beliau akan mengurusnya sebaik mungkin. Setelah itu selang beberapa hari YM Luangpu watpaknam dilantik sebagai guru pembimbing ( Upphacaya).
Dan satu peristiwa lagi dimana YM Luangpu menunjukkan rasa baktinya yaitu ketika Beliau sedang studi Dhamma di Wat Phra Chetuphon Beliau mendapat kesulitan soal makanan, meskipun Beliau melakukan pindapata tapi makanan yang didapatkan itu terkadang tidak mencukupi atau terkadang tidak dapat makanan sama sekali tapi karena Beliau rajin berpindapata maka mulai ada sebagian umat yang memiliki saddha untuk berdana makanan secara rutin kepada Beliau dan ada seorang wanita penjual makanan yang bernama Nuam memiliki saddha untuk menyediakan makanan siang untuk para bikkhu. Setelah YM Luangpu pindah ke (Vihara)watpaknam wanita yang bernama Nuam itu sering sakit karena usianya dan tidak ada orang yang merawatnya jadi YM Luangpu membawanya ke vihara dan merawatnya dengan segala macam cara hingga akhirnya Nuam meninggal dunia, setelah itu Beliau melakukan upacara kematian untuknya, dari sini bisa dilihat bahwa Beliau memiliki budi jasa yang begitu besar.
Melihat Manfaat Dari Hal-Hal Kecil
YM Luangpu menganggap bahwa setiap pendanaan yang diberikan oleh para umat itu sangat penting dan berharga, Beliau tidak menganggap remeh meski hal-hal kecil contohnya seperti ketika YM Luangpu pergi ke ruang makan jika Beliau melihat butiran beras jatuh dilantai Beliau akan memanggil orang untuk memungutnya karena satu butir beras jika dikumpulkan bisa menjadi banyak, ketika para umat melihat hal itu saddha (keyakinan) kepada YM Luangpu akan semakin bertambah, jadi tidak aneh jika waktu itu banyak sekali donatur yang berdana beras di vihara watpaknam. Beliau adalah orang yang hemat, jika Beliau sedang berjalan dan menemukan sebatang kayu Beliau akan memungutnya dan berkata kalau kayu ini bisa digunakan untuk kayu bakar .
Jika ada keset yang sobek Beliau bilang agar jangan dibuang karena dapat digunakan untuk menambal jika ada yang bocor dengan merendamnya di minyak lateks, minyak ini dapat menahan kebocoran cukup lama. Jika mencuci piring pisahkan dulu sisa makanannya baru dibersihkan piringnya dan sisa makanan itu bisa diberikan kepada anjing atau babi, Beliau sangat detail dalam mengajarkan sesuatu, Beliau akan mengajarkannya secara perlahan-lahan hingga mereka paham dan mengerti
Menghemat
Banyak para umat yang datang mempersembahkan Jubah kepada YM Luangpu tapi Beliau tidak menyimpannya untuk pribadi, Beliau hanya menyimpan jubah seperlunya saja dan selebihnya diberikan kepada semua bikkhu dan samanera. Beliau menggunakan jubahnya dengan sangat hemat karena meskipun jubahnya sudah sangat tua tapi Beliau masih memakainya, jika ada yang sobek Beliau akan menjahitnya dan dipakai lagi terutama selama perang dunia ke-2 ketika persediaan terbatas karena masa perang, Beliau benar-benar menghemat sampai harus mengumpulkan angsa yang sudah tidak dipakai lagi lalu dijahit untuk dijadikan sebuah jubah, tapi karena angsa itu warnanya berbeda, ada yang warnanya kuning tua atau coklat kekuningan maka setelah dijahit jubah itu memiliki berbagai macam warna.
Setelah selesai dijahit Beliau akan membagikan jubah ini kepada para bikkhu dan samanera yang lainnya tapi tidak ada yang mau memakainya, jadi Beliaulah yang memakainya setiap hari. Suatu hari ada seorang umat yang meminta jubah ini untuk dipuja dirumahnya Beliau pun memberikannya. Para umat yang melihat kesederhanaan dan penghematan yang dilakukan oleh YM Luangpu membuat saddha mereka semakin meningkat, mereka melihat bahwa setiap pendanaan yang mereka berikan digunakan sebaik mungkin oleh YM Luangpu, jadi oleh sebab itulah para umat tidak berpikir panjang dalam berdana, mereka malah semakin rutin berdana.
Hidup Sederhana
Kehidupan Beliau sangat sederhana, tempat tinggalnya terbuat dari kayu, kuti Beliau terlihat sudah usang, tidak ada kulkas atau peralatan rumah modern lainnya, kasur pun sudah terlihat lusuh, dan satu hal lagi yang perlu kita ketahui yaitu bahwa Beliau suka memberi dan selalu menjaga perkembangan buddhisme.
Ramah Tamah
Banyak orang mengira bahwa YM Luangpu itu galak, tapi sebenarnya Beliau berkata dengan penuh cinta kasih, selalu memberi semangat kepada setiap orang. Suatu hari ada seorang wanita yang adalah juru masak di vihara, ia mengira bahwa nasi yang ia masak itu sudah matang dan ia tidak mengeceknya lagi, ia langsung memberikannya ke YM Luangpu, ketika tiba diruang makan Beliau berkata,” ibu tolong bisa ganti nasi ini karena nasi ini masih keras.” Beliau hanya bilang seperti ini, Beliau tidak menyalahkannya, setelah juru masak itu mengeceknya ternyata nasi itu memang belum matang.
Memiliki Cinta Kasih Kepada Sesama
YM Luangpu memiliki cinta kasih kepada semua orang dan suka berbagi, suatu hari Beliau melihat mangga berjatuhan lalu Beliau memungut mangga itu dan dimasukkan ke dalam keranjang, lalu Beliau berkata kepada para biksuni bahwa barangsiapa yang ingin mangga harus beraddithana dulu dan barangsiapa yang membutuhkan sesuatu Beliau akan mencarikannya dan satu kejadian lagi pada suatu hari di musim dingin ada seorang anak laki-laki berdiri di depan ruang praktek meditasi, anak itu terlihat kedinginan disitu ada seorang biksuni yang bernama Jintana Osoth ketika ia melihat anak itu hatinya tersentuh lalu ia memberikan selimut kepada anak itu dan sore itu YM Luangpu bertanya, “ siapa yang tidak punya selimut” kemudian Beliau memberikan selimut itu untuk biksuni tersebut.
Satu cerita lagi mengenai seorang samanera yang bernama Thuanchai yang hanya memiliki satu jubah, ia sudah memakainya selama 18 tahun sampai sudah kelihatan tua maka ia memutuskan untuk meminta jubah baru kepada Beliau, setelah bernamaskara, YM Luangpu bertanya,” ada keperluan apa kamu kesini?,”
”Aku mau minta jubah baru karena jubah yang kupakai sudah tua dan sobek” kemudian Beliau menyuruh paman prayut untuk memberikan jubah yang pas untuk samanera itu.
Ramah Tamah
Suatu hari YM Phramaha Chodok yang merupakan Bikkhu senior, bertanggung jawab menjaga Watpaknam. Saat itu Beliau memiliki pemahaman meditasi yang berbeda dengan YM Luangpu, Beliau percaya bahwa meditasi aliran Watpaknam bukan aliran Buddhisme, bukan meditasi vipassana, bukan jalan untuk terbebas dari penderitaan hidup dan bukan cara yang benar. Ketika YM Phramaha Chodok pergi ke Watpaknam YM Luangpu menyambutnya dengan ramah, mereka membicarakan tentang Dhamma di Dhammasala berhari-hari, YM Luangpu memberikan salah satu foto kepada Beliau yang bertuliskan,
“ Foto ini saya berikan sebagai kenang-kenangan atas kerendahan hati YM Bikkhu mengajarkan Vipassana Khammathan kepada saya, saya melihat bahwa semua ajaran itu benar adanya,” YM Luangpu menunjukkan rasa hormat dan kerendahan hati kepada para Bikkhu tetua, kejadian ini membuat beberapa orang salah paham, mereka mengira bahwa YM Luangpu telah membuang pengetahuan Ilmu Dhammakaya dan mengikuti ajaran Phra Maha Chodok tapi kenyataannya tidak seperti itu, YM Luangpu hanya menunjukkan sopan santun dan kerendahan hatinya sebagai Tuan rumah kepada tamunya selain itu tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Beliau menolak untuk mempelajari Ilmu Dhammakaya.
Patipada ( Jalan Tengah )
Penyebaran Ilmu Dhammakaya ke seluruh dunia
YM Luangpu mendedikasikan hidupnya demi mengajarkan meditasi kepada warga masyarakat sehingga banyak orang yang telah mencapai Dhammakaya sama seperti Beliau, selain itu Beliau juga mengirim para bikkhu dan upasika yang telah mencapai Dhammakaya dan mahir dalam mengajarkan Ilmu Dhammakaya untuk menyebarluaskan buddhisme keseluruh dunia agar umat manusia dapat mencapai Dhammakaya dan jika setiap orang bermeditasi maka kebahagiaan sejati dan kedamaian di dunia ini akan segera terjadi. Penyebarluasan buddhisme ke luar negeri dimulai ketika YM Luangpu mengutus YM Bikkhu Thittaveto untuk menyebarkan Buddhisme ke negara Inggris sehingga banyak orang inggris yang memiliki saddha dan salah satu diantaranya adalah
Seorang filsuf yang bernama Profesor Wiiliam Orgast Perfist dari Universitas London dimana pada tahun 1954 Beliau datang bersama dengan Phra Thitwetho ke Wat Paknam untuk ditahbiskan dan mempelajari Ilmu Dhammakaya oleh sebab itu YM Luangpu mengajarinya meditasi dan mentahbiskannya di Uposathagara di Watpaknam tepatnya di hari waisak tahun 1954, dan Chayanya yaitu Bikkhu Kapilavattho, Beliau adalah Bikkhu WNA yang pertama kali ditahbiskan di Thailand menurut Dhamma Vinaya, setelah ditahbiskan Bikkhu kapilavattho bersungguh-sungguh dalam melatih meditasi hingga akhirnya mencapai Dhammakaya,
Jadi oleh sebab itulah YM Luangpu menyuruh Bikkhu Kapilavattho menggunakan Ilmu Dhammakaya untuk mencari ayahnya yang sudah meninggal dunia agar menerima pelimpahan jasa dari pentahbisannya itu, tapi Beliau tidak dapat menemukannya meski sudah mencarinya di alam surga dan neraka, jadi karena alasan inilah YM Luangpu menemaninya meditasi dan memeriksa lebih detail lagi tapi tetap ayahnya masih tidak ditemukan, lalu YM Luangpu menyuruhnya untuk mengeceknya ke alam dunia akhirnya ayahnya ditemukan, dimana saat itu ia terlahir menjadi seorang anak perempuan, anak dari putranya sendiri. Ayahnya ditemukan karena kuasa dari ilmu Dhammakaya yang membuatnya sangat kagum atas kemurahan hati Beliau dalam mengajarkan meditasi yang tidak pernah beliau ketahui sebelumnya.
Bikkhu Kapilavattho pernah memberikan ceramah di (vihara)watpaknam, jadi kedatangannya ke watpaknam Beliau telah menerima banyak kemurahan hati dari YM Luangpu dan tujuan kedatangannya adalah untuk melatih meditasi samatha dan vipassana kammathan dimana Beliau telah mempelajari teorinya kemudian Beliau mempraktekkannya dengan bermeditasi sampai mencapai kebebasan mutlak yaitu Nibbana. Beliau memiliki keyakinan penuh kepada YM Luangpu sebagai pembimbingnya dan Beliau percaya kepada Ilmu Dhammakaya karena Beliau telah melihat dan membuktikannya dengan dirinya sendiri Beliau bertekad untuk mentahbiskan dirinya seumur hidup, Beliau juga berusaha semaksimal mungkin untuk membangun vihara di negara Inggris.
Setelah Bikkhu Kapilavattho melatih meditasi hingga akhirnya Beliau mencapai Dhammakaya dan dapat menyebarkan Dhamma lalu YM Luangpu menyuruhnya untuk menyebarkan Buddhisme ke seluruh negara Inggris tanggal 8 November 1954. Waktu itu ada orang kebangsaan inggris yang ingin belajar samatha vipassana dengan Bikkhu Kapilavattho sekitar 23 orang, dimana ada 4 orang yang hasil meditasi sangat baik mereka berniat untuk ditahbiskan lalu Bikkhu Kapilavattho meminta ijin kepada YM Luangpu untuk mentahbiskan mereka di Watpaknam, YM Luangpu pun mengijinkannya dengan senang hati karena Buddhisme akan tersebar di negara inggris.
1. Chalem Usupharta, Harta karun bagi orang bijaksana ( harta ini sangat dekat dengan seseorang yang memiliki panna maka ia akan segera menemukannya) disertai dengan berdana, menjalankan sila serta meditasi.
Pendanaan dari Bapak Thira Usupharat, ( Bangkok, Cetakan Thailand tahun 1986,
Halaman 169)
2. YM Luangpu bertekad untuk membangun vihara Thai di negara inggris agar Buddhisme menjadi kokoh dan permanen.
Kemudian Beliau mendiskusikan hal mengenai proyek pembangunan vihara itu dengan Bapak Pibun Songkram yang menjabat sebagai perdana menteri di masa itu tapi YM Luangpu jatuh sakit hingga proyek itu harus dihentikan dulu tapi bagaimananapun juga Bikkhu Kapilavattho akhirnya berhasil mendirikan pusat meditasi yang bernama “ Buddha Wihan Me Thet.” Hal ini merupakan langkah penting dalam mengembangkan Buddhisme dan Ilmu Dhammakaya diluar negeri.
Pada tanggal 5 Desember 1955 Bikkhu Kapilavattho kembali ke watpaknam lagi dengan membawa 3 orang Bikkhu asal inggris yang sudah ditahbiskan menjadi samanera untuk mempelajari Ilmu Dhammakaya, Bikkhu Kapilavattho juga meminta untuk mengadakan upacara pentahbisan di hari Magha Puja tanggal 27 Januari 1956, Acara ini sangat meriah agar para umat buddhis di seluruh negara beranumodhana.
Daftar nama 3 samanera yang menjalani upacara upasampada
1. Samanera Robert Allnison berasal dari inggris, umur 24 tahun Lulusan sarjana di bidang kesenian, profesi sebelumnya adalah seorang penjual setelah upasampada nama kebikkhuanya adalah Satthawattho
2. Samanera Josh Pleck berasal dari Jamaica umur 33 tahun Lulusan sarjana di bidang ekonomi, profesi sebelumnya adalah seorang pegawai negeri sipil di Inggris, setelah upasampada nama kebikkhuannya adalah Wichawattho.
3. Samanera Peter Morgan berasal dari Inggris umur 30 tahun, profesi sebelumnya adalah seorang Teknisi listrik setelah upasampada nama kebikkhuannya adalah Panthawattho.
Ketiga Bikkhu ini adalah orang yang terpelajar mereka juga pernah menganut non-buddhist tapi sekarang 3 bikkhu itu menganut Buddhisme, rela meninggalkan kehidupan duniawi untuk menjalani kehidupan kebikkhuan dimana hal ini patut untuk beranumodhana dan menciptakan raga kagum bagi seluruh masyarakat Thailand karena 3 Bikkhu ini akan menjadi bagian penting dalam menyebarkan Dhamma di negeranya sendiri, selain itu ada 3 orang wanita asal inggris, mereka juga pernah meditasi bersama dengan Bikkhu Kapilavattho dan memiliki saddha kepada pengetahuan Dhammakaya jadi mereka meminta untuk ditahbiskan menjadi upasika dan setelah mendapat ijin dari YM Luangpu mereka datang ke watpaknam dengan memakai jubah putih, menjalankan sila dan meditasi.
Ciri khas dari upasika menurut prinsip dhamma dan ajaran YM Luangpu menarik perhatian warga negara asing mereka datang untuk latihan meditasi dengan YM Luangpu. Pada tanggal 10 Juni 1954 rombongan duta besar dari Jepang di bawah pimpinan YM Bikkhu Takacina datang mengunjungi Watpaknam dimana para bikkhu tertarik untuk mempelajari pusat pertengahan tubuh, YM Bikkhu Takacina memberikan pujian dan menjadi sukarelawan dalam mengajarkan cara memusatkan hati dan pikiran dalam pertengahan tubuh di negara Jepang selain itu ada seorang bikkhu yang ikut serta dalam rombongan tersebut Beliau bernama Gashi Yuisai Beliau memiliki hasil meditasi yang sangat memuaskan, Beliau berkata sambil meneteskan airmata setelah selesai meditasi, “ Sejak lahir, aku belum pernah merasakan kebahagiaan seperti ini.”
Kemudian pada tahun 1957 ada seorang pria bernama Mr Taho Shomaruchi asal Jepang Beliau adalah seorang Bikkhu aliran Nichiren Beliau tertarik untuk latihan meditasi, ingin mengikuti upasampada serta ingin bermasa vassa di watpaknam tapi saat itu YM Luangpu sedang sakit jadi YM Somdet Pa Wat Pho yang menggantikan YM Luangpu untuk menjadi guru pembimbingnya, nama kebikkhuannya adalah Bikkhu Dhammachanto Beliau berada di watpaknam selama 6 bulan dan setelah latihan meditasi hingga mencapai Dhammakaya Beliau kembali ke Jepang untuk menyebarkan Buddhisme.
Mencapai Dhamma Tertinggi
Penimbunan paramita dari Sang Bodhisatva harus menghadapi berbagai macam rintangan dimana dalam agama Buddha rintangan tersebut disebut “ Mara”, oleh sebab itulah para Bodhisatva menimbun paramita dengan mempertaruhkan nyawa sampai paramita-Nya sempurna dan akhirnya Beliau dapat terlepas dari budak mara serta dapat mencapai Nibbana tapi kuasa Mara masih belum lenyap, seluruh umat manusia masih berada di bawah kekuasaan Mara tanpa mereka sadari sama sekali.
YM Luangpu watpaknam berkata bahwa,”Saat ini Mara sedang memaksa kita untuk menjadi budaknya, disuruh mencaci-maki, memukul ataupun membunuh sesama, Mara dapat memaksa kita melakukan untuk melakukan semua itu, kita akan dibuatnya menjadi jahat dan tidak berperikemanusiaan, hidup sengsara dan menderita, Mara dapat melakukan semua hal ini, Beliau juga berkata,” Usia tua dan kematian siapa yang membuatnya dan dimanakah dia?
Semua hal yang terjadi ini dimulai dari seluruh negara, seluruh Benua, ratusan ribu alam semesta, Nibbana, 3 Alam Dunia dan juga Lokanta tidak ada yang tahu apa alasannya dan kenapa? Tapi di Watpaknam sudah ada yang tahu penyebabnya Dia adalah Mara, Dialah yang membuat orang menjadi tua, sengsara, sakit dan mati, terkadang anaknya meninggal, ibunya juga meninggal sedangkan ayahnya ingin ikut mati juga lalu bunuh diri karena sedih kehilangan kedua anak dan istrinya, Mara adalah penyebab dari semua ini dan inilah yang Mara lakukan untuk menindas para Bikkhu.
Jika ada manusia yang berada di pihak para bikkhu, Mara akan terus menindasnya tanpa henti, Mara akan melakukan segala macam cara seperti, membuat kita saling membunuh, atau bunuh diri dengan cara minum racun, gantung diri, semua ini Mara yang melakukannya karena dia memiliki kekuatan dan kekuasaan yang sangat luarbiasa yang dapat mengendalikan seseorang sampai binasa.
YM Luangpu watpaknam memiliki tujuan untuk mencapai Dhamma tertinggi, ingin terbebas dari budak mara dan bukan hanya itu saja Beliau beniat untuk memusnahkan 5 kawanan mara tanpa ada yang tersisa sedikitpun, agar mara tidak menguasai makhluk hidup lagi.
Meskipun Luangpu tahu bahwa Tua, Sakit dan kematian adalah hal yang memang sudah ada tapi Beliau memiliki keberanian untuk mengalahkan kuasa Mara meraih kebebasan dalam hidup dan dapat mengontrol diri kita untuk tidak tua, tidak sakit atau tidak mati maka dari itu sangat sulit mencari orang yang memiliki tekad yang gagah berani seperti ini.
Pewaris Dari Patipada ( Jalan Tengah)
Sebelum YM Luangpu wafat Beliau memberikan nasehat kepada seluruh muridnya untuk terus menyebarkan Ilmu Dhammakaya agar jangan menyerah sampai akhir hayat dan tetaplah tinggal di (vihara)watpaknam menunggu seorang pewaris yang akan meneruskan Ilmu Dhammakaya di masa depan. Jadi setelah YM Luangpu wafat beberapa murid terdekatnya berusaha keras untuk menjaga amanah Beliau dengan sempurna, mengikuti amanah yang merupakan warisan satu-satunya yang terpenting dan berharga. Dari semua murid yang ada hanya beberapa murid yang dapat meneruskan amanah Beliau diantaranya yaitu Upasika Chan Khonnokyung dan Upasika Thongsuk Samdengpan yang merupakan pewaris Ilmu Dhammakaya dari YM Luangpu watpaknam.
Keduanya selalu mengikuti perintah dari YM Luangpu diantaranya menjadi guru untuk mengajarkan Dhamma serta menyebarkan Ilmu Dhammakaya di watpaknam. Setelah Upasika Thongsuk meninggal dunia Upasika Chan yang biasanya dipanggil dengan sebutan “ Khun Yai “ ia menyadari dan sangat menghormati YM Luangpu jadi oleh sebab itulah ia mengabdikan dirinya untuk mengajarkan meditasi dan menyebarkan pengetahuan Ilmu Dhammakaya, melatih mereka dengan cinta kasih dan keteguhan hati.
Setelah sejumlah murid berkumpul menjadi satu lalu Khun Yai mengajak para umat untuk menimbun kamma baik mempersiapkan tempat untuk menampung para umat dan siap mengikuti jejak YM Luangpu watpaknam di daerah rangsit propinsi pathumthani yang kemudian menjadi Wat Phra Dhammakaya yang memiliki ratusan ribu orang yang datang untuk bermeditasi, untuk menyebarluaskan Buddhisme dan Ilmu Dhammakaya ke seluruh dunia dimana YM Phrarajbhavanavisuh ( Luangpho Dhammajayo ) sebagai pemimpin dalam meneruskan amanat dari YM Luangpu wat paknam hingga akhirnya menjadi sebuah kenyataan saat ini.
( Dari Judul Kebajikan dari YM Luangpu https://www.buddhistpedia.org/th/)
Kebajikan dari YM Luangpu
Jika kita pertimbangkan tentang karakteristik dari YM Luangpu, kita akan mengetahuinya bahwa kenapa beliau bertekad bulat untuk melakukan kebaikan dengan sempurna serta mampu mengatasi segala macam rintangan hingga dapat menyebarkan Ilmu Dhammakaya kepada umat manusia di masa itu.
Jadi oleh sebab itu dengan mempelajari sejarah kehidupan dari YM Luangpu adalah untuk mencari cara dalam mengatasi berbagai macam masalah yang benar-benar terjadi, agar dapat digunakan sebagai studi kasus dengan menyesuaikan kompas kehidupan ke arah yang benar serta menjadikan kebajikan Beliau sebagai teladan dan penopang hidup dalam melakukan kebaikan.
Menetapkan Tujuan Hidup Yang Stabil
Keteguhan hati Beliau dalam melakukan sesuatu dapat dilihat dari kejadian yang terjadi saat Beliau berlayar dengan perahu untuk menjual beras menelusuri sungai Bang E Taen dimana sepanjang sungai ini terkenal dengan kasus pembajakan, hal ini membuat Beliau harus memegang senjata dan selalu waspada akan bahaya yang akan terjadi di buritan kapal, setelah terlepas dari kawasan sungai itu Beliau berpikir bahwa seumur hidupnya hanya mencari harta kekayaan tapi setelah meninggal dunia tidak bisa membawa harta itu bersamanya, suatu hari Beliau juga akan meninggal dunia, setelah itu Beliau memutuskan untuk mentahbiskan dirinya seumur hidup dan sejak saat itu dan seterusnya meski waktu berlalu selama setahun Beliau masih teguh dengan tujuannya.
Meninggalkan Kehidupan Duniawi Demi Dhamma
Setelah Beliau ditahbiskan sesuai dengan keinginannya, Beliau bersungguh-sungguh dalam mempelajari Dhamma Pariyatti baik teori maupun prakteknya selama bertahun-tahun sampai akhirnya Beliau mahir dan mampu mengajarkannya ke umat yang lainnya.
YM Luangpu akan terus mencari pengetahuan dengan para Phra Ajarn dari berbagai macam aliran, beberapa tahun yang lalu kita dapat melihat bahwa YM Luangpu telah menepati janjinya yaitu mentahbiskan diri menjadi seorang bikkhu untuk mencari dhamma yang merupakan hakikat kehidupan yang sebenarnya
Ketegasan Dan Kesungguhan
Dengan keteguhan hati yang dimiliki oleh YM Luangpu dalam melakukan sesuatu sampai berhasil yaitu keinginan untuk mencapai penerangan seperti apa yang telah dicapai oleh Sang Buddha, Beliau tekun melatih meditasi selama bertahun-tahun, pantang menyerah sampai akhirnya Beliau berhasil menemukan cara untuk mencapai Dhammakaya seperti yang telah dicapai oleh Sang Buddha yaitu dengan cara mengheningkan hati dan pikiran sampai benar-benar hening, jadi inilah yang dimaksud dari kata,” Berhenti adalah jalan mencapai keberhasilan.”
Jadi dapat dilihat bahwa penemuan Ilmu Dhammakaya oleh YM Luangpu bukanlah suatu kebetulan dan didapat dengan mudah melainkan keteguhan dan pengabdian Luangpu dalam bermeditasi hingga mencapai Dhamma Sang Buddha, Beliau tidak pernah menyerah dalam pelatihan meditasinya, Beliau akan terus berjuang sampai berhasil dengan cara mencari seorang guru serta mempraktekkannya sendiri secara rutin.
Oleh karena itu kebajikan moral yang dimiliki oleh YM Luangpu dapat dijadikan teladan dalam melakukan kebaikan dan meningkatkan hasil meditasi lebih baik lagi.
( Diambil dari buku yang berjudul Kebajikan dari YM Luangpu di website https://www.buddhistpedia.org/th/ )